achsanmedia.cf- Istilah shorof merupakan istilah modern. Dahulunya dikenal dengan tashrif. Bahkan, sebelumnya lagi hanya dikenal istilah nahwu. Maka, jika disebutkan nahwu, termasuk ke dalamnya shorof. Terjadi perselisihan tentang siapakah ulama yang pertama kali menemukan shorof. Namun, pendapat yang terkuat, penemu shorof adalah dia yang menemukan nahwu.
Yakni Abul Aswad Ad-Duali. Sebagai buktinya, dahulu nahwu dan shorof adalah satu disiplin ilmu. Ulama kemudian memisahkan pembahasan shorof dari nahwu untuk tujuan memudahkan. Dimulai dari Abu Utsman Al-Mazini, dengan kitabnya yang berjudul At-Tashrif, yang wafat pada tahun 247 H, hingga sekarang banyak sekali bermunculan kitab shorof murni tanpa ditambahi permasalahan nahwu.
Alhamdulillah, kemudahan itu bisa sampai kepada kita, dan kita bisa merasakannya bersama. Namun di sisi lain, banyak yang mengira bahwa tidak terlalu penting mempelajari shorof. Yang terpenting adalah nahwu.
Ini merupakan salah satu dampak dari dipisahkannya
shorof dari nahwu. Yang tepat, nahwu tidak bisa berdiri tegak tanpa shorof. Ibarat rumah, nahwu adalah bangunannya.
Adapun shorof adalah barang-barang yang ada di dalamnya. Tanpa shorof,
nahwu bagaikan rumah kosong. Dan sebelum shorof, perlu juga dipelajari
terlebih dahulu ilmul ashwat. Yang mana ia diibaratkan kualitas dari
barang-barang tersebut. Tidak sekedar mencari barang. Namun, carilah
barang yang berkualitas. Sehingga, urutannya dalam belajar adalah:
- Ilmul ashwat, yakni mempelajari huruf-huruf, makhrojnya, kemudian apapun yang berkaitan dengan huruf.
- Ilmu shorof, yakni mempelajari struktur kata.
- Ilmu nahwu, yang mempelajari tentang kalimat.
Thank You Achsan,
BalasHapusWeb ini sangat membantu
afwan mb far
Hapusassalamualaikum bang, mintak izin download kitab nya ya...
BalasHapusPosting Komentar